Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya
INFO DAPODIK & PENDIDIKAN - Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya adalah tema dari tulisan ini.
Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya akan Admin bagikan informasinya hanya untuk Anda.
Apa itu Kurikulum Merdeka?
Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
- Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
- Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Pada kesempatan kali ini Admin akan memfokuskan pembahasan tentang Kurikulum Merdeka dilihat dari Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya.
Untuk itu, silahkan Anda simak penjelasannya satu persatu dari Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya di abwah ini ya...
Tujuan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Prinsip Kurikulum Merdeka
Setelah Anda mengetahui tujuan dari Kurikulum Merdeka, selanjutnya Admin akan menjelaskan prinsip dari Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip sebagai berikut:
- Pengembangan karakter, yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional Peserta Didik, baik dengan pengalokasian waktu khusus maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran;
- Fleksibel, yaitu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi Peserta Didik, karakteristik Satuan Pendidikan, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat; dan
- Berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter Peserta Didik agar Pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna.
Karakteristik Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai karakteristik pembelajaran dari Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka dirancang dengan karakteristik pembelajaran sebagai berikut:
- Memanfaatkan Penilaian atau asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk memahami kebutuhan belajar dan perkembangan proses belajar yang telah ditempuh Peserta Didik;
- Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi Peserta Didik untuk melakukan penyesuaian pembelajaran;
- Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar Peserta Didik dibandingkan cakupan dan ketuntasan muatan Kurikulum yang diberikan; dan
- Mengacu pada refleksi atas kemajuan belajar Peserta Didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan Pendidik lain.
Landasan Kurikulum Merdeka
Berikutnya pembahasan yang terakhir adalah mengenai landasan dari Kurikulum Merdeka.
Ada 3 (tiga) landasan yang menjadi dasar dari Kurikulum Merdeka yaitu: Landasan Filosofis, Landasan Sosiologis, dan Landasan Psikopedagogis.
Berikut penjelasan dari 3 (tiga) landasan dari Kurikulum Merdeka:
Landasan Filosofis
Kurikulum Merdeka berlandaskan pada cita-cita kemerdekaan dan falsafah Pancasila yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia yang berdasar pada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara lebih operasional pandangan filosofi pendidikan dalam rangka pengembangan Kurikulum Merdeka didasarkan pada kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama terkait membangun manusia merdeka, yaitu manusia yang secara lahir atau batin tidak bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Pembelajaran diarahkan untuk memerdekakan, membangun kemandirian, dan kedaulatan Peserta Didik, namun dengan tetap mengakui otoritas Pendidik.
Pendidikan dimaksudkan agar Peserta Didik kelak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, berikut poin landasan filosofis Kurikulum Merdeka:
- Pendidikan nasional Indonesia mendorong tercapainya kemajuan dengan berpegang dan mempertimbangkan konteks Indonesia, terutama akar budaya Indonesia.
- Pendidikan nasional Indonesia diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang holistik, yang dapat mengoptimalkan potensi diri dengan baik, untuk tujuan yang lebih luas dan besar.
- Pendidikan nasional Indonesia responsif terhadap perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
- Keseimbangan antara penguasaan kompetensi dan karakter Peserta Didik.
- Keleluasaan Satuan Pendidikan dalam menyusun Kurikulum dan mengimplementasikannya.
- Pembelajaran perlu melayani keberagaman dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan Peserta Didik.
- Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
- Pendidik memiliki otoritas dalam mendidik Peserta Didik dan mengimplementasikan Kurikulum dalam pembelajaran.
Landasan Sosiologis
Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan dasar pengetahuan, kecakapan, dan etika untuk merespons realitas revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.
Adapun kecakapan yang dimaksudkan adalah kecakapan yang relevan di abad 21.
Era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 juga membutuhkan lingkungan belajar yang saling terhubung yang menginspirasi imajinasi, memicu kreativitas, dan memotivasi Peserta Didik.
Konteks nasional Indonesia dicirikan dengan keragaman sosial, budaya, agama, etnis, ras, dan daerah, yang merupakan kekayaan yang potensial namun juga dapat mengalami berbagai isu.
Kurikulum sebagai upaya merespons dan berkontribusi memecahkan masalah sosial melalui pendidikan.
Muatan Kurikulum terkait karakter, nilai-nilai, etos kerja, berpikir ilmiah, dan akal sehat, perlu ditekankan.
Kurikulum juga menekankan pentingnya desain fleksibilitas dalam penerapan pembelajaran, agar Peserta Didik mempelajari hal yang relevan terjadi di lingkungan sekitarnya, dengan tetap mempromosikan perdamaian untuk isu suku, agama, ras, dan antar-golongan, kesetaraan gender, dan isu kontekstual lainnya.
Kurikulum Merdeka merancang penyiapan Peserta Didik sebagai warga dunia.
Kurikulum tidak terlepas dari dinamika dan isu-isu global.
Peserta Didik diasah sensitivitas sosialnya atas masalah yang terjadi di berbagai belahan dunia lain, termotivasi untuk belajar beragam budaya yang berbeda-beda, dan terdorong untuk berkontribusi bagi kehidupan dunia yang lebih baik.
Kurikulum juga menekankan pembelajaran yang ekologis, inter-kultural, dan inter-disiplin untuk transformasi sosial yang lebih adil dan masa depan yang berkelanjutan.
Landasan Psikopedagogis
Landasan psikopedagogis merupakan landasan yang memberikan dasar Kurikulum terkait proses manusia belajar dan berkembang.
Penggabungan teori psikologi perkembangan dan pedagogi dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas Peserta Didik.
Peserta Didik ditempatkan sebagai pelaku aktif pembelajaran, dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan hal hal yang dapat mendukung kemajuan belajar Peserta Didik.
Teori yang melandasi psikopedagogi Kurikulum Merdeka yaitu sebagai berikut:
- Teori perkembangan,
- Teori pembelajaran,
- Teori kompetensi emosional/ kejiwaan, dan
- Teori motivasi.
Itulah di atas paparan mengenai Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya yang telah Admin bagikan kepada Anda.
Semoga informasi tentang Kurikulum Merdeka: Tujuan, Prinsip, Landasan, dan Karakteristik Pembelajarannya dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.
Post a Comment