Pembiasaan Perilaku Makan Sehat
INFO DAPODIK & PENDIDIKAN - Artikel ini masih membahas tentang isu-isu gizi dalam program UKS pada jenjang SMP, namun lebih dikhususkan mengenai isu-isu tentang pembiasaan perilaku makan sehat.
Angka partisipasi sekolah yang tinggi di Indonesia pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan mayoritas siswa SMP belajar di sekolah sampai setelah jam makan siang dan rendahnya kebiasaan sarapan di rumah membuat mereka mengkonsumsi sarapan, makan siang dan makanan ringan di sekolah (WHO & CDC, 2015).
Berikut di bawah ini adalah penjelasan mengenai Pembiasaan Perilaku Makan Sehat, silahkan disimak kembali ya.
Konsumsi Sayur dan Buah
Konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa 95.5% penduduk Indonesia mengkonsumsi sayur atau buah kurang dari anjuran, yaitu sebanyak 5 porsi dalam sehari.
Hal ini tentu mengkhawatirkan karena sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang diperlukan untuk pemeliharaan berbagai fungsi tubuh, antara lain sistem kekebalan tubuh, kesehatan tulang dan gigi, serta sistem pencernaan.
Pembiasaan konsumsi sayur dan buah perlu dilakukan sejak dini agar remaja terhindar dari berbagai macam penyakit.
Walaupun sayur dan buah sama-sama merupakan sumber vitamin dan mineral, namun anjuran konsumsi sayur lebih banyak dibandingkan buah-buahan.
Hal ini karena buah mengandung gula alami yang jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Dalam sehari, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi sayur sebanyak 3-4 porsi, sedangkan buah sebanyak 2-3 porsi.
Pada Isi Piringku, anjuran porsi sayur adalah sebanyak makanan pokok, yaitu 1/3 piring.
Sebagai ilustrasi, jika dalam sekali makan mengambil nasi sebanyak 2 centong maka sebaiknya jumlah sayur yang diambil juga sebanyak 2 centong.
Anjuran porsi buah pada Isi Piringku adalah 1/6 piring, yang sama banyaknya dengan lauk-pauk.
Sarapan Sehat
Sarapan sehat penting untuk dilakukan karena tubuh perlu mengganti energi yang hilang setelah tubuh berpuasa selama kita tidur.
Selain itu, zat gizi dari sarapan juga akan digunakan sebagai sumber energi ketika remaja bersekolah.
Sarapan melatih kedisiplinan remaja dan memiliki dampak positif terhadap aktivitas otak dan kecerdasan mental.
Sarapan terbukti meningkatkan performa kognitif remaja dan menurunkan tingkat kelelahan pada remaja (Cooper & Nevill, 2011).
Makanan yang dikonsumsi selama sarapan harus bergizi.
Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI, sarapan setidaknya memenuhi seperempat dari kebutuhan gizi harian remaja.
Porsi sarapan tidak perlu sebanyak makan siang karena akan mengganggu sistem pencernaan dan aktivitas remaja di sekolah.
Tips Menyiapkan Sarapan Sehat
Berikut adalah tips untuk menyiapkan sarapan sehat:
- Pilih menu sarapan yang mudah disiapkan tapi bervariasi dari berbagai jenis bahan makanan.
- Sumber utama karbohidrat tidak harus nasi, dapat digantikan dengan ubi, singkong, mie, kentang, atau roti.
- Gunakan lauk pauk bersumber dari hewani dan nabati.
- Jika kecukupan protein masih kurang, boleh ditambahkan susu atau hasil olahan nya seperti yogurt.
- Konsumsi sayur dan buah saat sarapan.
- Minum air putih yang cukup.
Mitos dan Fakta Seputar Gizi
Banyak sekali informasi yang beredar terkait dengan gizi dan kesehatan. Sayangnya, tidak semua informasi tersebut benar.
Berikut adalah penjelasan terkait mitos dan fakta yang beredar di kalangan remaja terkait gizi:
Konsumsi pangan sumber karbohidrat adalah penyebab tubuh gemuk
MITOS. Kegemukan disebabkan oleh asupan kalori melebihi kebutuhan tubuh yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Asupan kalori berlebih tersebut merupakan akumulasi dari asupan berbagai zat gizi makro, bukan hanya karbohidrat.
Faktanya, asupan karbohidrat dalam jumlah moderat justru dibutuhkan tubuh sebagai sumber tenaga.
Untuk mencegah gizi lebih, remaja perlu mengatur konsumsi karbohidrat, lemak dan protein sesuai anjuran gizi seimbang.
Semua jenis lemak tidak sehat untuk tubuh
MITOS. Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah moderat.
Asupan vitamin melebihi kebutuhan justru menyebabkan keracunan dan memicu berbagai efek samping, seperti sakit perut, mual, diare, hingga kematian.
Keracunan vitamin biasanya terjadi akibat konsumsi suplemen yang mengandung vitamin dalam jumlah berlebih.
Kebutuhan harian vitamin untuk remaja dapat dilihat di Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2018 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Diet berarti mengurangi makan
MITOS. Banyak orang beranggapan bahwa diet adalah mengurangi makan.
Faktanya, diet adalah mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan.
Tujuannya tidak harus selalu menurunkan berat badan.
Pada remaja kurang gizi, diet biasanya justru bertujuan meningkatkan berat badan.
Banyak sekali informasi mengenai berbagai macam jenis diet tidak sehat yang beredar di masyarakat, mulai dari menghindari asupan zat gizi tertentu, seperti karbohidrat atau lemak, hingga membatasi asupan semua jenis zat gizi secara berlebih.
Perlu diingat bahwa diet-diet tidak sehat tersebut dapat menimbulkan efek samping yang buruk pula bagi tubuh, contohnya gagal tumbuh pada remaja.
Untuk memastikan agar status gizi normal, remaja perlu menerapkan pola makan sesuai aturan gizi seimbang.
Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai Pembiasaan Perilaku Makan Sehat, semoga dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.
Post a Comment