Konsep Merdeka Belajar
INFO DAPODIK & PENDIDIKAN. Apa itu Merdeka Belajar? Merdeka Belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh pelajar.
Pelajar yang menentukan tujuan, cara dan penilaian belajarnya.
Dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan siswa dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
Merefleksikan Filosofi Ki Hajar Dewantara
Tujuan pendidikan bukanlah untuk siap sekolah sehingga hanya fokus pada hafalan dan nilai angka.
Bahwa tujuan pendidikan sebenarnya adalah untuk mempersiapkan bekal hidup anak untuk menghadapi tantangan kedepannya, fokus pada kompetensi, mengajarkan siswa untuk menalar dan kemandirian.
Bagaimana konsep Merdeka dalam pendidikan?
Kata merdeka adalah kata yang dekat dengan Kita sebagai kata yang menggambarkan pergerakan dan semangat perjuangan. Dalam pendidikan kata Merdeka bukanlah hal yang baru.
Di tahun 1952 dalam peringatan Taman Siswa Ki Hajar Dewantara mencetuskan semangat merdeka dalam buku Peringatan Taman Siswa 30 tahun “…kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu “dipelopori”, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain”.
Jika Kita refleksikan bersama kata merdeka dalam konteks perjuangan dan pendidikan memiliki kesamaan spirit yaitu mampu mengatur dirinya sendiri.
Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan dalam pendidikan berarti:
- Tidak hidup terperintah;
- Berdiri tegak karena kekuatan sendiri;
- Cakap mengatur hidupnya dengan tertib.
Tidak hidup terperintah berarti seseorang bisa menentukan sendiri arah tujuannya, memerintah diri sendiri.
Poin kedua menekankan pada kemandirian seseorang, mencapai tujuan dengan daya upaya sendiri.
Poin ketiga menekankan pada keterampilan mengatur hidup secara tertib.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan tujuan pendidikan dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri Pendidikan, beliau menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Kaitan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Merdeka Belajar
Meski gagasan Ki Hajar Dewantara telah dikenal lama namun jarang sekali diajarkan di dunia pendidikan Indonesia.
Pada tahun 2007, Bagus Takwin menuliskan kajian gagasan Ki Hajar Dewantara dengan konstruktivisme (bit.Ly/bagustakwinKHD).
Pada tahun 2016 tema Merdeka Belajar diangkat dalam Temu Pendidik Nusantara oleh Komunitas Guru Belajar dan Kampus Guru Cikal yang juga menerbitkan buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas (bit.Ly/bukumerdekabelajar).
YB Mangunwijaya juga menuliskan gagasan tentang merdeka belajar dalam buku Sekolah Merdeka, Pendidikan Pemerdekaan.
Penting merawat kemerdekaan dalam pendidikan sebagai buah pikiran Ki Hadjar. Namun jauh lebih penting adalah merawat tradisi ber-dialektika yang diteladan kan.
Bila bercita-cita menjadi dan terus menjadi negara merdeka, maka kemerdekaan hendaknya tumbuh berkembang sejak di kelas.
Artinya, penting untuk Kita sebagai pendidik memahami bagaimana menumbuhkan merdeka di kelas.
Apa kaitan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Merdeka Belajar?
Untuk memahami gambaran keterkaitannya berikut bagan kaitan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Merdeka Belajar.
Gambar 1 |
Spirit merdeka yang menjadi landasan pendidikan dari Bapak Pendidikan Kita Ki Hajar Dewantara bahwa seseorang yang merdeka adalah seseorang yang mampu memerintah dirinya sendiri.
Lebih lanjut dalam bagan dijelaskan bahwa anak-anak hidup dengan kodratnya sendiri dan pendidik hanya bertugas untuk membantu menuntun tumbuh kodrat anak. Sehingga tujuan dari pendidikan menumbuhkan anak yang mandiri dalam belajar.
Bagaimana anak bisa mandiri belajar? Konsep mandiri terhadap proses belajar nya sendiri dijelaskan dalam konsep self regulated learning. Apa itu self regulated learning?
Menurut Schunk (1996) self regulated learning mengarah pada kemampuan kemampuan Kita dan mengatur lingkungan belajar Kita.
Sehingga Kita bisa mengatur tujuan, menetapkan strategi dan memantau perkembangan sesuai dengan tujuan Kita.
Lebih lanjut Zimmerman (2000) menjelaskan salah satu komponen yang bisa menumbuhkan self regulated learning adalah efikasi diri dan motivasi intrinsik (dalam diri).
Seseorang bisa menunjukkan secara percaya diri hasil belajar berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan yang didorong oleh motivasi dari dalam diri sehingga merasakan kepuasan dalam pencapaian belajar.
Dari konsep self regulated learning yang dikembangkan oleh Zimmerman, penting menetapkan tujuan sehingga seseorang bisa mengukur kemampuan diri berdasarkan nilai diri dan kemampuan berpikir.
Untuk mencapai siswa merdeka ada tiga komponen penting yang perlu dilakukan guru di kelas yaitu:
- Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan,
- Memberikan pilihan cara dan
- Mengajak siswa untuk melakukan refleksi.
Murid Merdeka Belajar
Membayangkan bagaimana anak yang mandiri belajar yang bisa menentukan tujuan belajar nya, mandiri menentukan cara dan merefleksi kan proses belajar nya.
Bagaimana contoh praktik baik yang menggambarkan murid merdeka belajar?
Berikut adalah praktik baik Guru Lany dari Komunitas Guru Belajar Nusantara Papua yang diambil dari buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas (2017).
Menentukan Tujuan
Pada tingkat kelas 2 SD kemampuan penelitian yang kami kembangkan adalah merumuskan pertanyaan, bagaimana mencari cara untuk menjawab pertanyaan tersebut, mengumpulkan data, membuat perkiraan dan menyajikan hasilnya.
Dalam tema pembelajaran kami mempelajari tentang hewan. Setiap anak dibebaskan memilih hewan untuk dipelajari.
Dari pilihan-pilihan tersebut, masing-masing anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk melakukan penelitian sederhana.
Mandiri Terhadap Cara
Anak-anak bisa mencari tahu dari pengalamannya sendiri, pengalaman orang lain yang dikenal, atau melalui internet.
Semua informasi dituangkan dalam buku sederhana. Hasil pekerjaan anak-anak juga ditampilkan secara terbuka pada display kelas.
Pada akhir tema, anak-anak menampilkan pemahamanya mengenai hewan yang diteliti dalam pertunjukan kelas.
Anak-anak bebas memilih pertunjukan kelas, ada yang menyanyi, bercerita, dan memberikan tebakan pada penonton.
Melakukan Refleksi
Kami memberikan lembar refleksi kelas yang diisi anak berdasarkan pengalamannya.
Anak diajak me-refleksikan setiap bagian proses dari persiapan, saat tampil, sampai setelah tampil.
Anak-anak menandai perasaan mereka selama proses dan menceritakan perasaannya.
Dengan menilai diri sendiri, anak-anak dapat mengetahui kehebatan mereka dan bagian apa yang perlu diperbaiki
Memahami Konsep Merdeka Belajar
Tujuan pendidikan yaitu menyiapkan hidup, fokus pada kompetensi sehingga ujian bersifat bermakna, meningkatkan kemampuan menalar dan mengembangkan kemandirian.
Fakta yang menarik bahwa anak-anak Kita hidup pada Abad Ke-21 tapi dididik dengan Pendidikan Abad ke-19.
Bagaimana kita siap mendidik anak-anak yang sesuai dengan pendidikan Abad ke-21?
Solusinya adalah Merdeka Belajar. Apa itu Merdeka Belajar? Mengapa Merdeka Belajar? Bagaimana menerapkan Merdeka Belajar?
Berikut penjelasan secara singkatnya.
Merdeka Belajar
Gambar 2 |
Apa itu Merdeka Belajar? Pengertian tentang Merdeka Belajar telah disebutkan di awal artikel, silahkan dilihat kembali.
Merdeka belajar itu:
- Belajar bukan untuk ujian, tapi untuk mencapai tujuan belajar yang bermakna.
- Belajar bukan dikendalikan pengajar, tapi disepakati bersama antara pengajar dan pelajar.
- Belajar bukan dengan cara yang seragam, tapi ada diferensiasi cara belajar.
- Belajar bukan hanya menghafal rumus, tapi menalar dan menyelesaikan persoalan.
- Belajar bukan untuk dinilai pengajar, tapi dinilai bersama untuk membangun kesadaran.
- Belajar bukan dinilai oleh besarnya angka, tapi oleh karya yang bermakna.
Temuan Riset
- Sukowati, Sartono, and Pradewi (2020) concluded that there is a significant influence between self-regulated learning and the learning independence of elementary school students.
- Self regulated affects student learning achievement. Thus, the better the students’ self regulated is, the higher the learning achievement will be.
- Pada penelitian yang dilakukan di sebuah SMA di Sumedang, ditemukan bahwa semakin siswa merdeka belajar, semakin tinggi motivasi berprestasinya. Tidak hanya itu, siswa yang merdeka belajar memiliki tingkat prokrastinasi akademik yang rendah.
Mengapa Merdeka Belajar?
Apa itu Merdeka Belajar? Kemampuan merefleksikan dan menyesuaikan pemikiran, dan perbuatan terhadap perubahan sekitar dalam upaya mencapai tujuan.
Pelajar merdeka akan lebih:
- Mandiri mengerjakan tugas belajar.
- Tahan menghadapi kesulitan.
- Adaptif menghadapi perubahan.
Bagaimana Mempraktikkan Merdeka Belajar?
- Membangun komitmen pada tujuan
- Menyuburkan motivasi internal.
- Melibatkan siswa dalam menetapkan tujuan.
- Menunjukkan manfaat belajar.
- Memberikan umpan balik yang konstruktif/membangun.
- Menyediakan tantangan yang bertahap dan bermakna.
- Membangun kemandirian belajar
- Meminta siswa mencari informasi.
- Memfasilitasi pengalaman sukses.
- Membangun rutinitas kelas yang positif.
- Meminta siswa memantau kemajuannya.
- Melakukan diferensiasi pengajaran.
- Menumbuhkan kebiasaan refleksi
- Variasikan pertanyaan selama belajar.
- Dikumentasikan proses dan hasil belajar.
- Melibatkan siswa untuk melakukan asesmen diri.
- Sediakan waktu belajar tidak terstruktur.
- Menunjukkan toleransi terhadap kekeliruan.
Sumber Artikel
e-book praktik baik Guru Lany dari Komunitas Guru Belajar Nusantara Papua yang diambil dari buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas (2017).
https://gurubelajar-gbmerdeka.simpkb.id/courses/angkatan-2/lessons/konsep-merdeka-belajar/
Setiani, N., Santoso, B., & Kurjono, (2018). Self regulated learning and achievement motivation to student academic procrastination. Manajerial, 3 (4), 1 - 17.
Sukowati, S., Sartono, E. K. E., & Pradewi, G. I. (2020). The effect of selfregulated learning strategies on the primary school students' independent learning skill. Psychology, Evaluation, and Technology in Educational Research, 2(2), 81-89. doi:http://dx.doi.org/10.33292/petier.v2i2.44.
Syahniar. (2018, February 14-15). The correlation between self regulated and learning achievement of underachiever students [Conference document]. International Conferences on Education, Social Sciences and Technology, Padang, Indonesia. http://icesst.fipunp.ac.id.
Semoga bermanfaat...
Terima Kasih.
Salam Literasi!
Post a Comment