FAQ: Asesmen Kompetensi Minimum

Table of Contents

 FAQ:-Asesmen-Kompetensi-Minimum

TUJUAN

Apa itu Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. 

Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antar kelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antar daerah, atau pun kesenjangan antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut.

Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Apakah Asesmen Nasional menentukan kelulusan peserta didik?

Tidak, Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional diberikan kepada murid bukan di akhir jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menilai peserta didik yang menjadi peserta asesmen. 

Hasil Asesmen Nasional tidak akan memuat skor atau nilai peserta didik secara individual. Seperti dijelaskan sebelumnya, hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. 

Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan peserta didik. Penilaian untuk kelulusan peserta didik merupakan kewenangan pendidik dan satuan pendidikan. 

Siapa yang menjadi peserta Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, termasuk satuan pendidikan kesetaraan. Pada tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud. 

Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh seluruh guru dan kepala satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala satuan pendidikan diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa?

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan ataupun menilai prestasi murid sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu murid menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem.

Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap satuan pendidikan pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional. 

Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di satuan pendidikan tersebut. 

Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V, VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran sehingga satuan pendidikan dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.

Apakah Asesmen Nasional menggantikan UN?

Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual.

Namun Asesmen Nasional menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Sebagai alat untuk mengevaluasi mutu sistem, Asesmen Nasional akan menghasilkan potret yang lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses pembelajaran di satuan pendidikan. 

Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi “cermin” atau umpan balik yang berguna bagi satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program.

Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan citacitanya di masa depan. 

Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. 

Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.

Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur karakter siswa? 

Asesmen Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar kognitif murid namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Asesmen nasional diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa proses belajar-mengajar harus mengembangkan potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif. 

Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?

Asesmen Nasional mengukur kompetensi mendasar (general capabilities) yang dapat diterapkan secara luas dalam segala situasi. Kompetensi mendasar ini perlu dipelajari oleh semua murid dan satuan pendidikan, sehingga dibangun melalui pembelajaran beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran.

Target asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan konten atau materi kurikulum menjadi tidak relevan karena di era informasi saat ini, pengetahuan faktual semakin mudah diperoleh dan diakses oleh hampir setiap orang. Sekedar mengetahui menjadi tidak cukup dan kurang relevan.

Asesmen Nasional berfokus mengukur pada kemampuan murid untuk menggunakan dan mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari beragam materi kurikulum untuk merumuskan serta menyelesaikan masalah. Asesmen Nasional menggeser fokus dari keluasan pengetahuan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum.

INSTRUMEN

Instrumen apa saja yang akan digunakan dalam Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu:

  1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. 
  2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid;. 
  3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.

Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi siswa.

Pengertian minimum untuk menunjukkan literasi membaca dan numerasi merupakan kompetensi yang setidak-tidaknya harus dimiliki untuk seseorang dapat berfungsi secara produktif dalam kehidupan. Konten yang diukur bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. 

Tidak semua konten pada kurikulum diujikan. Istilah minimum juga memaknai bahwa konten yang diukur bukanlah seluruh konten pada kurikulum namun konten yang esensial.

Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?

AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) siswa.

Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk siswa dan untuk guru?

Tidak. Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran, namun pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif respondennya.

Terdapat berbagai macam literasi, misalnya membaca, sains, digital, dan keuangan. Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut?

Tidak. AKM tahun 2021 hanya mencakup literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?

Asesmen literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen (aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.

Tanya-jawab-seputar-Asesmen-Kompetensi-Minimum

Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?

Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

  1. Pilihan ganda, murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
  2. Pilihan Ganda Kompleks, murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal. 
  3. Menjodohkan, murid menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya. 
  4. Isian singkat, murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
  5. Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Berapa banyak soal yang akan dikerjakan murid saat AKM? 

Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

Apakah siswa memperoleh soal setara dengan siswa lainnya?

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri.

Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah seperti soal UN pembagian porsinya?

Tidak. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua murid tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM. 

Apakah ada contoh-contoh soal latihan AKM yang disediakan secara khusus?

Ya. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm. 

Adakah semacam kisi-kisi untuk mengikuti asesmen nasional? Kapan dan di mana kami dapat memperolehnya?

Tidak ada kisi-kisi. AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.

Apa saja perangkat yang dapat digunakan untuk Tes ini?

A. Moda Semi Daring:

1) Server lokal:

  • PC/Tower/Desktop (bukan laptop). 
  • Processor 4 core dan clock rate minimal 1.6 GHz (64 bit). 
  • RAM 16 GB, DDR 3.
  • Harddisk 250 GB. 
  • Operating System (64 bit): Windows Server/Windows 8/ Windows 7 /Linux Ubuntu 14.04, ChromeOS.
  • LAN CARD (NIC) 2 unit support GigaByte. 
  • UPS (tahan 15 menit).
  • Jumlah server mengikuti rasio 1:40 (1 server maksimal untuk 40 client). 
  • Cadangan 1 server.

2) Komputer client:

  • PC atau Laptop. 
  • Monitor minimal 11 inch.
  • Processor minimal single core. 
  • RAM minimal 512 MB.
  • Operating System: Windows XP/Windows 7/Windows 8/ LINUX / MAC / Chrome OS .
  • Web Browser: Exambro Client. 
  • Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space). 
  • LAN Card. 
  • Jumlah client mengikuti rasio 1:3 (1 client untuk 3 peserta). 
  • Cadangan minimal 10%.

3) Jaringan internet dengan bandwidth minimal 1 Mbps.

4) Jaringan area lokal (Local Area Network - LAN):

  • Switch 10/100/1000 Mbps dengan jumlah port sesuai dengan jumlah komputer pada setiap setiap server. 
  • Setiap server harus memiliki switch sendiri (tidak digabung dengan server lain).

B. Moda Daring:

1) Komputer client: memory 2 GB, resolusi 1024x720, windows 7 ke atas, ChromeOS.

  • PC atau Laptop. 
  • Monitor minimal 11 inch. 
  • Processor minimal single core. 
  • RAM minimal 2 GB 
  • Operating System: Windows XP/Windows 7/Windows 8/ LINUX / MAC / Chrome OS. 
  • Web Browser: Exambro Client. 
  • Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space).

2) Jaringan internet: 12 Mbps untuk 15 client.

Apakah pemerintah sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya AKM ?

Sarana prasarana dapat disiapkan oleh sekolah salah satunya melalui bantuan pemerintah. Cara lainnya adalah menumpang di satuan pendidikan terdekat atau meminjam komputer dari orangtua, instansi lain, atau pihak lainnya.

PELAKSANAAN

Siapa saja yang harus mengikuti Asesmen Nasional?

Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan yang terdiri atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang dipilih secara acak oleh Kemdikbud. Jenjang SD/MI/Paket A, kelas V maksimal 30 murid, jenjang SMP/MTS/Paket B kelas VIII, SMA/MA/Paket C, SMK kelas IX maksimal 45 murid setiap satuan pendidikan.

Siswa yang memiliki hambatan intelektual atau hambatan lainnya sehingga tidak memungkinkan untuk mengerjakan asesmen secara mandiri/tanpa bantuan, tidak mengikuti Asesmen Nasional, misalnya siswa pada SLB A, SLB C, dan SLB G. 

Bila siswa pada SLB lainnya juga mengalami hambatan untuk pelaksanaan secara mandiri juga tidak diikutkan sebagai peserta Asesmen Nasional. Namun guru dan kepala satuan pendidikan tetap mengikuti Asesmen Nasional, khususnya sebagai peserta survei lingkungan belajar.

Siapa saja yang mengikuti AKM?

Peserta AKM adalah semua siswa yang menjadi responden Asesmen Nasional. Guru maupun kepala sekolah TIDAK mengerjakan AKM.

Apakah Asesmen Nasional wajib diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia?

Ya, Asesmen Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah dan satuan pendidikan kesetaraan di wilayah Indonesia.

Bolehkah SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang jumlah muridnya kurang dari 45 tidak ikut Asesmen Nasional?

Tidak. Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional. Jika jumlah murid kurang dari 45, maka semua murid akan menjadi responden. Begitu pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI/ Paket A, jika jumlah murid kurang dari 30, maka semua murid akan menjadi responden.

Bagaimana penentuan siswa yang mengikuti Asesmen Nasional?

Siswa akan dipilih secara acak oleh Kemdikbud. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel siswa karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.

Bagaimanakah jika ada sampel siswa yang tidak dapat mengikuti Asesmen Nasional?

Selain menetapkan sampel siswa, Kemdikbud juga memilih 5 sampel cadangan. Ketika ada sampel siswa yang digantikan oleh sampel cadangan, maka sampel cadangan harus mengikuti seluruh rangkaian asesmen. Penggantian sampel dilaporkan paling lambat satu hari sebelum hari pelaksanaan Asesmen Nasional.

Jika ada sampel siswa yang mengikuti asesmen literasi namun tidak hadir saat asesmen numerasi, bolehkah digantikan oleh sampel cadangan?

Tidak boleh. Ketika asesmen sudah dilaksanakan, tidak dapat dilakukan pergantian sampel siswa. Data siswa yang tidak lengkap tidak diikutkan dalam pelaporan.

Berapa persen batas minimal, banyaknya guru yang mengikuti Asesmen Nasional?

Tidak ada batas minimal. Target responden Asesmen Nasional adalah semua guru baik status kepegawaian tetap maupun pegawai lepas/ honorer. Tujuan Survei Lingkungan Belajar adalah menggali informasi yang dapat mencerminkan kondisi sekolah sesungguhnya. Sehingga tingkat partisipasi yang tinggi diharapkan mampu memberikan cerminan yang lebih baik.

Bolehkah murid kelas IX ikut mendaftar AKM untuk menguji kemampuan literasi?

Tidak boleh. Responden AKM dipilih secara acak oleh Kemdikbud untuk target sasaran kelas V, kelas VIII, dan kelas XI.

Kapan AKM akan dilaksanakan?

Pelaksanaan Asesmen Nasional direncanakan dilaksanakan pada bulan September - Oktober.

Berapa lama waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?

Asesmen Nasional terdiri atas: (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar.

Alokasi waktu sesi asesmen maupun survei berbeda untuk murid kelas V dengan murid kelas VIII serta XI. Alokasi waktu asesmen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tanya-jawab-seputar-Asesmen-Kompetensi-Minimum

Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar untuk kepala satuan pendidikan dan guru lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu melengkapi semua pertanyaan selama 4 hari pelaksanaan Asesmen Nasional sesuai jadwal yang ditentukan. Pengerjaan angket oleh kepala satuan pendidikan maupun guru dilakukan secara daring tanpa pengawasan.

Apakah akan diadakan uji coba AKM dan Survei Karakter serta kapan pelaksanaannya?

Uji coba akan dilaksanakan melalui mekanismen simulasi. Panitia Asesmen Nasional pusat akan menjadwalkan simulasi beberapa kali. Satuan Pendidikan diharapkan aktif berpartisipasi dalam simulasi sehingga dapat mengenalkan model soal AKM dan memberi kesempatan kepada murid untuk familiar dengan aplikasi serta ragam soal AKM. 

Selain itu, simulasi ini juga bertujuan untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan lancar serta mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional dipahami oleh setiap pihak yang terlibat.

Bagaimana teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, apakah sama seperti UNBK semi daring?

Asesmen Nasional dilaksanakan dengan dengan moda semi daring dan moda daring.

Apakah kelebihan dari moda daring dibandingkan semi daring?

Jika satuan pendidikan melakukan asesmen nasional moda daring, maka tidak diperlukan proses sinkronisasi (mengunduh soal) sebelum hari pelaksanaan. Selain itu, satuan Pendidikan juga tidak perlu menggunggah jawaban murid ke server pusat setelah asesmen nasional selesai diselenggarakan.

Kapankah satuan Pendidikan memilih moda semi daring?

Jika satuan pendidikan memiliki kendala jaringan internet, misal jaringan tidak kuat ataupun tidak stabil, maka satuan Pendidikan dapat memilih moda semi daring. Setiap satuan Pendidikan diharapkan memetakan dengan cermat kondisi infrastruktur serta jaringan internet untuk menentukan memilih moda daring ataukah semi daring.

Bagaimana aturan pelaksanaan di satuan pendidikan? (pengawasan, pendanaan, pengaturan peserta setiap ruang)

Aturan pelaksanaan di sekolah akan dituangkan lebih detail di dalam Prosedur Operasional Standar (POS) Asesmen Nasional.

Bagaimana bila terdapat guru yang tidak mengikuti Survei Lingkungan Belajar?

Kemdikbud memberikan alokasi waktu 4 hari selama pelaksanaan Asesmen Nasional di satuan pendidikan untuk guru dan kepala satuan pendidikan mengisi Survei Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam tenggat waktu.

Apakah pelaksanaan AKM dapat dilakukan lebih dari satu sesi? berapakah jumlah sesi yang diijinkan setiap harinya?

Setiap sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk jenjang SD sederajat dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat. Oleh karena itu, dalam satu hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes. 

Bisakah guru melakukan Asesmen Nasional (Survei Lingkungan Belajar) dari rumah?

Ya. Pengisian Survei Lingkungan Belajar secara daring dapat dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.

Apakah tahapan yang dilakukan satuan pendidikan untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UNBK?

Tidak. Meskipun sebagian besar tahapan sama, tetapi proses pendataan di Asesmen Nasional berbeda dengan UNBK karena ada pemilihan murid serta pendataan responden guru.

Pada saat UNBK ada sekolah yang bergabung dengan sekolah lain, apakah Asesmen Nasional juga dapat menerapkan hal yang sama?

Ketika pelaksanaan Asesmen Nasional, satuan pendidikan dapat menginduk ke satuan pendidikan lain yang kondisi infrastrukturnya lebih memadai. Namun pelaporan hasil akan tetap dipisahkan untuk masing-masing satuan pendidikan.

Apakah persiapan untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UN, seperti adanya proktor, teknisi, dan sebagainya?

Ya. Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi sistem UNBK dengan modifikasi. Modifikasi meliputi ragam format soal tidak hanya pilihan ganda dan isian, namun ditambahkan format pilihan ganda kompleks, menjodohkan, serta uraian. 

Selain itu, pada AKM soal-soal yang disajikan akan adaptif terhadap kemampuan murid dalam menjawab soal-soal sebelumnya. Proktor dan teknisi berperan penting dalam memastikan keberfungsian infrastruktur satuan pendidikan, setup aplikasi serta dukungan teknis selama pelaksanaan Asesmen Nasional.

Bagaimana pihak sekolah/madrasah menyiapkan murid untuk menghadapi AKM?

AKM mengukur kompetensi kecakapan hidup yang merupakan hasil belajar murid lintas beragam mata pelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan di AKM tidak melalui proses drilling soal-soal. Satuan pendidikan diharapkan mewujudkan proses pembelajaran yang mendorong terbangunnya kompetensi serta karakter murid.

Untuk mengenalkan murid pada beragam format soal AKM serta aplikasi AKM, Kemdikbud akan menyelenggarakan simulasi.

Satuan pendidikan diharapkan aktif mengikuti simulasi sebagai upaya menyiapkan murid menghadapi AKM. Selain itu, Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm. 

Bagaimana cara mengatasi kendala jika sarana pendukung pelaksanaan Asesmen Nasional kurang memadai?

  1. Satuan pendidikan dapat menumpang satuan pendidikan lain terdekat yang memiliki infrastruktur lebih memadai. 
  2. Satuan pendidikan dapat meminjam komputer/laptop dari orang tua atau dari instansi lain.

Bila ada kendala sehingga tes terputus, apakah soal yang telah dikerjakan otomatis tersimpan?

Ya. Aplikasi ANBK secara otomatis akan melakukan penyimpanan data ketika murid menekan tombol soal berikutnya. Kendala lampu padam atau putus koneksi tidak menyebabkan murid mengulang asesmen dari awal.

Karena keterbatasan sarana mungkinkah sekolah mengikuti Asesmen Nasional berbasis kertas dan pensil?

Tidak. Ragam stimulus serta format soal AKM menuntut cetakan berwarna dengan jumlah halaman yang tidak sedikit disajikan dalam asesmen kertas dan pensil. Selain itu pengujian secara adaptif tidak mudah diadopsi dalam asesmen berbasis kertas dan pensil.

TINDAK LANJUT

Bagaimana cara AKM memotret kemajuan proses belajar?

Laporan AKM akan memberikan potret level kompetensi murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi. Hasil antar tahun dapat diperbandingkan dan dijadikan salah satu indikasi kemajuan proses belajar di setiap satuan pendidikan.

Apakah Asesmen Nasional akan digunakan untuk memeringkatkan sekolah di Indonesia?

Tidak. Asesmen Nasional digunakan sebagai alat refleksi bagi setiap satuan pendidikan untuk mampu melakukan langkah perbaikan.

Apakah ada nilai/skor minimal dalam AKM?

Tidak. AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi. Diharapkan semua siswa mencapai level kompetensi cakap atau mahir.

Apakah murid yang sama yang pernah mengikuti tes AKM bisa mengulang kembali tes AKMnya, jika nilainya rendah?

Tidak, karena AKM tidak bertujuan untuk mengukur kompetensi di tingkat individu siswa.

Dapatkah murid kelas XI yang mengikuti AKM mengetahui hasil AKMnya? 

Tidak. Setiap guru dapat memetakan kemampuan siswanya menggunakan instrumen AKM kelas. Hasil AKM nasional akan melaporkan pada level satuan pendidikan, bukan pada level individu.

Bagaimana hasil Asesmen Nasional ini dimanfaatkan oleh satuan pendidikan?

Satuan pendidikan diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.

Apakah data hasil survei yang diperoleh satuan pendidikan berupa gambaran global satu satuan pendidikan?

Ya. Hasil Asesmen Nasional baik AKM maupun Survei akan dilaporkan sebagai hasil satuan pendidikan dan tidak dilaporkan dalam level individu siswa maupun guru.

Adakah pelatihan guru terkait persiapan AKM atau setelah AKM?

Tidak ada pelatihan guru terkait persiapan AKM. AKM memotret kompetensi kecakapan hidup yang tidak dapat di-drilling atau diajarkan melalui bimbel. Oleh karena itu, fokus penguatan guru adalah saat menindaklajuti hasil AKM: baik memaknai, memanfaatkan sebagai umpan balik proses pembelajaran serta penguatan kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran serta merancang asesmen yang berkualitas.

Apa tindak lanjut dari satuan pendidikan dengan hasil AKM ?

Satuan pendidikan diharapkan mampu merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level serta fokus membangun kompetensi serta karakter siswa. 

Laporan satuan pendidikan terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan diharapkan ditindaklanjuti manajemen satuan pendidikan untuk menyusun dan melaksanakan program-program satuan pendidikan yang mendorong terciptanya iklim belajar yang positif dan kondusif.

Terima Kasih.

Salam Literasi!

Post a Comment