Kompetensi TIK Guru TIDAK SAMA dengan Kompetensi Guru TIK
INFO DAPODIK & PENDIDIKAN - Kompetensi TIK Guru TIDAK SAMA dengan Kompetensi Guru TIK adalah tema dari tulisan ini.
Pada kesempatan ini Admin akan membagikan informasi tentang Kompetensi TIK Guru TIDAK SAMA dengan Kompetensi Guru TIK untuk Anda.
Kompetensi adalah tindakan atau kinerja yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang terkait dengan profesi tertentu (Rivalina, 2014).
Definisi tersebut menunjukkan bahwa kompetensi merupakan suatu kesatuan utuh yang menggambarkan penampilan, kemampuan, dan perilaku seseorang. [Rivalina, R. (2014). Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Teknodik, 18(2), 165–176].
Kompetensi guru berkaitan dengan konsep hakikat dan tugas guru, yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya.
Kompetensi tersebut terdiri dari kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. [Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 2005].
Kompetensi pedagogik adalah pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia; dan Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. [Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007].
Kompetensi TIK Guru menurut UNESCO
UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) telah membuat Kerangka Kerja Kompetensi TIK untuk Guru dalam dokumen ICT Competency Framework for Teachers (ICT CFT).
ICT CFT adalah suatu kerangka kerja yang mencantumkan kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan belajar mengajar dan praktek profesional guru.
ICT Competency Framework for Teachers ini bertujuan untuk membantu negara-negara dalam mengembangkan kebijakan dan standar kompetensi TIK guru nasional yang komprehensif, dan harus dilihat sebagai komponen penting dari TIK secara keseluruhan dalam Master Plan Pendidikan.
Versi saat ini dari ICT Competency Framework for Teachers adalah versi 3 (ICT CFT 2016 yang merupakan update dari ICT CFT 2011), dan merupakan hasil dari kemitraan antara UNESCO, CISCO, INTEL, ISTE dan Microsoft.
Dalam versi ini, kerangka telah diperkaya berdasarkan umpan balik dari para ahli materi pelajaran dan pengguna di seluruh dunia, dan ditingkatkan dengan masuknya contoh silabus dan spesifikasi ujian Literasi Teknologi dan Pendalaman Pengetahuan.
ICT CFT Versi 3 menanggapi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB, yang menggarisbawahi perubahan global yang lazim menuju pembangunan Masyarakat Pengetahuan inklusif.
Kompetensi TIK guru ini adalah untuk semua guru secara umum dalam kaitannya dengan TIK, bukan guru mata pelajaran tertentu (kompetensi TIK Guru tidak sama dengan kompetensi Guru TIK).
Menurut UNESCO, Kompetensi TIK guru dapat dikelompokkan ke dalam 6 (enam) aspek, yaitu:
- Aspek Pemahaman TIK dalam pendidikan, meliputi pemahaman guru terhadap kebijkan pemerintah dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, sehingga guru mampu menerjemahkan kebikan tersebut ke dalam praktek aktivitas pembelajaran.
- Aspek Kurikulum dan Penilaian, meliputi kompetensi guru dalam pemanfaatan TIK dalam hal pengembangan kurikulum, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan pengalaman belajar siswa, penilaian dan pengukuran, serta pemanfaatan TIK untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
- Aspek Pedagogi, meliputi pemanfaatan TIK dalam hal perencanaan dan penyusunan strategi pembelajaran, pengembangan pembelajaran aneka sumber, pembelajaran berbasis masalah, serta komunikasi dan kolaborasi.
- Aspek Teknologi Informasi dan Komunikasi, meliputi kompetensi guru dalam penggunaan piranti TIK, baik pemanfaatan multimedia, internet, media audio visual untuk pembelajaran ataupun TIK sebagai penunjang administrasi pembelajaran.
- Aspek Organisasi dan Administrasi, meliputi integrasi TIK dalam pembelajaran, pengelolaan pembelajaran berbantuan TIK, serta pemahaman tentang etika dalam pemanfaatan TIK.
- Aspek Pembelajaran Guru Profesional, meliputi kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK untuk pengembangan diri, partisipasi dan kontribusi dalam forum profesi, serta memanfaatkan TIK sebagai sarana riset dan pengembangan professional.
Kompetensi TIK Guru berdasarkan kerangka ICT CFT menurut UNESCO terdiri dari tiga tingkat kemampuan, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Literasi Teknologi
Literasi Teknologi adalah kompetensi dasar TIK guru dalam memanfaatkan TIK untuk menyiapkan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Kompetensi ini merupakan tahapan dasar yang akan mendorong dan memfasilitasi siswa menggunakan teknologi baru serta tahapan yang membutuhkan perubahan kebijakan yang paling mendasar.
Tahapan ini fokus pada pengembangan literasi teknologi guru untuk mengintegrasikan peralatan TIK ke dalam kurikulum.
Literasi teknologi ini mempersyaratkan fokus pada distribusi yang merata untuk memungkinkan perluasan akses yang mengurangi kesenjangan digital (digital divide) serta lebih menjamin keberhasilan ketiga tahapan dalam pengembangan pendidikan.
Hasil akhir tahap literasi ini adalah guru kompeten dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Contoh di bawah ini menunjukkan pendekatan literasi teknologi pada setiap aspek kompetensi yang akan terlihat dalam praktek.
ASPEK |
KEMAMPUAN LITERASI
TEKNOLOGI |
Pemahaman TIK dalam pendidikan |
Seorang guru bahasa
daerah memahami prinsip-prinsip dasar menggunakan ICT dalam mengajar,
sehingga ia mempertimbangkan bagaimana menggunakan papan tulis interaktif
yang baru dipasang di kelasnya. Sampai sekarang, dia hanya menggunakannya
sebagai layar proyektor. |
Kurikulum dan Penilaian |
Guru menyadari bahwa
menggunakan pengolah kata pada papan tulis interaktif akan menawarkan
pendekatan baru untuk salah satu keterampilan dasar dalam kurikulum –
bagaimana meningkatkan kata-kata kalimat. Pengolahan kata juga dapat
digunakan untuk penilaian formatif. |
Pedagogi |
Menggunakan aplikasi
pengolah kata, guru menampilkan pada papan tulis interaktif beberapa contoh
penulisan yang salah. Dia menunjukkan dengan sedikit perubahan dalam pilihan
dan urutan kata-kata, sehingga kalimat dapat dibuat sederhana dan jelas.
Seluruh kelas dapat melihat proses perubahan kalimat tersebut. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi |
Awalnya, guru
menggunakan aplikasi pengolah kata pada papan tulis interaktif saat melakukan
diskusi kelas. Pada pelajaran berikutnya, setiap siswa menggunakan komputer
laptop yang terkoneksi jaringan, sehingga guru dapat menampilkan pada papan
tulis interaktif contoh menarik dari kalimat yang sudah diperbaiki. Seluruh
siswa di kelas dapat membahas dan mengevaluasi susunan kata yang berbeda. |
Organisasi dan Administrasi |
Untuk pelajaran
kedua, guru merencanakan sedemikian rupa sehingga siswa persis apa yang harus
dilakukan, tanpa perlu pertanyaan atau diskusi. Guru menggunakan jaringan
komputer sekolah, guru mencatat nilai siswanya pada file sentral yang
guru-guru lain dan administrasi sekolah juga dapat mengakses. |
Pembelajaran Guru Profesional |
Guru mencari
berbagai situs untuk guru bahasa daerah untuk menemukan sumber-sumber
pengajaran keterampilan menulis, termasuk latihan dan tugas menulis, bahan
stimulus dan ide-ide untuk pelajaran. |
Pendalaman Pengetahuan
Pendalaman Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk mendorong siswa mampu menerapkan pengetahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat.
Kompetensi ini lebih mendalam dan lebih memiliki dampak terhadap pembelajaran.
Pendalaman pengetahuan membutuhkan siswa sebagai pelaku untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam rangka peningkatan keterampilan pemecahan masalah yang kompleks di lingkungan kerja.
Hal ini akan menambah nilai terhadap pembangunan nasional, misalnya melalui inovasi yang menawarkan solusi terhadap tantangan nasional.
Untuk mencapai pendekatan ini, pengembangan profesional guru harus fokus pada penyediaan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan metodologi dan teknologi yang lebih kompleks.
Perubahan dalam kurikulum harus menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan masalah-masalah di dunia nyata, yang mungkin membutuhkan keterampilan kolaboratif siswa di tingkat lokal maupun global. Guru di sini merupakan pengelola atau fasilitator lingkungan pembelajaran.
Kompetensi tahap pendalaman pengetahuan bertujuan agar guru mampu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan siswa sehingga mampu menerapkan pengetahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat.
Contoh di bawah ini menunjukkan pendekatan pendalaman pengetahuan pada setiap aspek kompetensi dalam praktek.
ASPEK |
KEMAMPUAN PENDALAMAN
PENGETAHUAN |
Pemahaman TIK dalam pendidikan |
Seorang guru
pendidikan jasmani (Olah raga) menyadari bahwa banyak siswa yang tidak
tertarik dalam latihan fisik dan tidak memahami pentingnya kebugaran fisik
sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Dia berfikir bisa menggunakan TIK untuk
mengubah sikap siswa dan membantu mereka menjadi lebih bugar, sehingga
mengajukan anggaran rinci untuk administrasi sekolah, dan menjelaskan secara
rinci mengapa TIK akan meningkatkan pelajaran olah raga dan membantu siswa
belajar. |
Kurikulum dan Penilaian |
Guru menggunakan TIK
pada isu-isu kesehatan yang sebelumnya tidak menarik perhatian siswa.
Sekarang dia juga mampu untuk dimasukkan dalam kurikulum informasi tentang
fisiologi manusia. Topik-topik ini sebelumnyaterlalu abstrak dan teoritis
untuk dijelaskan dengan mudah, tapi sekarang ia mampu menunjukkan kepada
siswa melalui simulasi komputer (video dan animasi) dari proses fisiologis
yang membuat lebih mudah dimengerti. Guru juga mampu untuk melaksanakan
penilaian formatif yang lebih efisien karena ia dapat merekam kinerja siswa
di gym dengan kamera video digital. Dia menunjukkan rekaman video tersebut
kepada siswa untuk membantu mereka memahami bagaimana mereka harus
menggerakkan anggota badan. Siswa yang sebelumnya tidak bisa mengerti
sekarang dapat melihat langsung apa yang harus mereka lakukan. |
Pedagogi |
Sebelumnya guru
hanya berbicara kepada siswa tentang manfaat kesehatan, tapi sekarang ia
mampu menunjukkan kepada siswa video acara olahraga dan musik, yang
menampilkan kebugaran selebriti atletik. Dia kemudian mengatur siswa ke dalam
kelompok kolaboratif untuk merancang penilaian kebugaran mereka sendiri,
seperti melihat seberapa cepat detak jantung mereka kembali normal setelah
latihan. Mereka menganalisis penilaian mereka, membuat spreadsheet
kolaboratif untuk melacak kemajuan mereka selama bulan depan. Mereka
berkomentar dan saling mendukung di situs jejaring sosial. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi |
Guru mempunyai:komputer laptop dan data proyektor sehingga semua siswa dapat melihatnya. |
Organisasi dan Administrasi |
Guru memiliki laptop
sendiri dan sebuah proyektor data di gym untuk menampilkan materi video,
sehingga semua siswa dapat melihat klip video dari diri mereka sendiri di gym
setidaknya sekali dalam setiap pelajaran atau untuk merekam hasil penilaian
kebugaran mingguan mereka. Guru menggunakan laptop-nya untuk memantau entri
spreadsheet kolaborasi siswa, dan posting di situs jejaring dan informasi
tambahan pada program kebugaran. |
Pembelajaran Guru Profesional |
Guru secara teratur
mengunjungi forum diskusi internet yang diselenggarakan oleh asosiasi
profesional untuk guru olahraga. Forum ini merupakan sumber yang berguna
untuk ide-ide baru tentang cara untuk mendapatkan siswa lebih tertarik pada
olahraga. |
Kreasi Pengetahuan
Kreasi Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK untuk mendorong siswa mampu meningkatkan produktivitas dengan senantiasa terlibat dalam penciptaan dan inovasi pengetahuan.
Kompetensi ini merupakan yang paling kompleks karena melibatkan pelaku pendidikan yang terlibat dan dapat memperoleh manfaat dari proses kreasi pengetahuan, inovasi, dan partisipasi dalam pembelajaran seumur hidup.
Perubahan kurikulum diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi, komunikasi, berpikir kreatif, inovasi, dan berpikir kritis.
Guru dapat mencontohkan keterampilan ini kepada siswa-siswa mereka melalui pengembangan profesional yang mereka alami sendiri.
Di sini guru dapat mengembangkan keterampilan yang lebih rumit dalam penggunaan teknologi dan keterampilan kolaborasi dengan rekan kerja untuk merancang pembelajaran berbasis proyek yang menantang bagi siswa.
Berikut contoh pendekatan kreasi pengetahuan pada setiap aspek kompetensi yang terlihat dalam praktek.
ASPEK |
KEMAMPUAN KREASI
PENGETAHUAN |
Pemahaman TIK dalam pendidikan |
Seorang guru
geografi mengatur proyek berbasis TIK bagi siswa dan bekerja sama dengan guru
sejarah dan guru matematika. Proyek ini tentang kedatangan imigran dalam
komunitas lokal dari negara yang mengalami gejolak politik dan ekonomi.
Proyek ini melibatkan menyelidiki alasan imigrasi, dan memahami kondisi
sehari-hari serta masalah yang dihadapi para imigran. |
Kurikulum dan Penilaian |
Proyek ini membahas
tiga bagian kurikulum mata pelajaran: geografi (pertumbuhan dan perubahan di
masyarakat), sejarah (sejarah negara dan hubungan dengan negara-negara
terdekat) dan matematika (penggunaan grafik dan diagram untuk menganalisis
dan menampilkan informasi statistik). Siswa memahami maksud dan tujuan
proyek, menyusun rubrik penilaian yang akan mereka gunakan untuk menilai
sendiri dan pekerjaan masingmasing, dengan bekerja sama dengan guru-guru
mereka. Siswa menciptakan pengetahuan dalam setidaknya tiga cara: |
Pedagogi |
Guru bertindak
sebagai pemantau dan pelatih, memastikan siswa memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan, memberi masukan tentang metode yang bisa
digunakan, memastikan siswa tetap fokus pada tugas dan memenuhi tenggat waktu
yang telah disepakati. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi |
Siswa menggunakan: |
Organisasi dan Administrasi |
Guru menciptakan
lingkungan pada sistem manajemen pembelajaran sekolah (jaringan komputer
sekolah) yang memungkinkan siswa untuk menyimpan, berbagi dan mengembangkan
pekerjaan mereka bersama-sama. Ini termasuk area untuk berbagi file, wiki dan
forum diskusi. |
Pembelajaran Guru Profesional |
Para guru geografi
teratur menunjukkan guru lain bagaimana proyek menggunakan TIK untuk
memungkinkan siswa untuk menghasilkan pengetahuan sambil belajar pelajaran
sekolah mereka. Dia juga menjelaskan kepada rekan-rekan bagaimana proyek, dan
perannya sendiri di dalamnya, telah dikembangkan dan ditingkatkan dalam
terang pengalaman dan eksperimen. Dengan cara ini, ia bertindak sebagai model
pembelajar bagi para siswa dan rekan-rekannya. |
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Salah satu indikator kompetensi guru adalah kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Kompetensi TIK guru adalah kemampuan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan TIK baik dalam merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi pembelajaran, baik pada aspek kompetensi pedagogi, personal, profesional, maupun sosial.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi TIK bagi guru sekurang-kurangnya mempunyai dua fungsi, yaitu TIK sebagai pengembangan diri dan TIK sebagai penunjang proses pembelajaran (Niarsa, 2013).
Penetapan kompetensi TIK sebagai salah satu kompetensi guru adalah merupakan konsekuensi logis terhadap besarnya pengaruh positif TIK bagi aktivitas pendidikan, seperti: mempercepat akses guru ke berbagai sumber belajar, mempercepat pekerjaan administrasi guru, membantu guru dalam menjelaskan materi yang bersifat abstrak dan rumit, dan mempermudah guru dalam mengirimkan laporan kinerjanya ke portal pemerintah. [Batubara, H. H. D. noor A. (2015). Planning, Creating and Using ICT in Teaching among Islamic Elementary School Teachers. In ICIESA FITK FITK UIN MALANG di UIN MALANG].
Oleh karena itu, guru di samping memiliki kemampuan mengajar di kelas juga harus mampu mengintegrasikan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah merumuskan kompetensi guru berupa empat kompetensi dasar guru yang termaktub dalam Permendiknas No 16 tahun 2007, yang terdiri dari empat domain, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Standar Kompetensi (Kompetensi Inti) TIK Guru Kelas SD/ MI, Guru Mata Pelajaran di SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ MA, dan SMK/ MAK berdasarkan Permen tersebut adalah:
- Kompetensi Pedagogik No.5: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Kompetensi Profesional No.24: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Berkaitan dengan integrasi TIK dalam Kurikulum 2013 dengan pembelajaran berbasis TIK, maka Kompetensi TIK untuk pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, maupun kompetensi sosial.
Kompetensi TIK merupakan penguat untuk keempat domain kompetensi guru tersebut.
TIK dapat mendukung reformasi pendidikan yang dibutuhkan. TIK dapat mendukung penyampaian pengembangan profesional guru melalui e-pembelajaran.
Selain itu, TIK juga dapat mendukung penyediaan layanan informasi dan data tentang pendidik dan tenaga kependidikan yang mudah diakses untuk pengambilan keputusan rekrutmen serta mutasi guru.
Pemanfaatan TIK yang diintegrasikan di dalam pembelajaran aktif juga dapat meningkatkan kapasitas mengajar guru seperti perencanaan pembelajaran serta penerapan pembelajaran aktif.
Kompetensi TIK guru menjadi suatu hal yang menarik dikaji di saat pemerintah telah gencar menjalankan berbagai program sarana belajar berbasis TIK.
Seperti: pembaTIK (pembelajaran berbasis TIK), situs rumah belajar, lomba kihajar dewantara, Mobile Edukasi, TV Edukasi, iPerpusnas, dan lain sebagainya.
Berbagai program tersebut merupakan salah satu cara pemerintah memotivasi dan meningkatkan kompetensi TIK guru.
Selengkapnya mengenai Permendiknas No 16 tahun 2007 dapat dilihat dibawah ini:
Beberapa Masalah terkait Kompetensi TIK Guru
Seiring dengan perkembangan TIK yang semakin pesat, masih ditemukan beberapa masalah terkait kompetensi TIK guru, yaitu:
- Proyektor yang tersedia di kelas dan di kantor guru jarang digunakan. Alasan guru untuk tidak menggunakan proyektor adalah: repot, takut konslet, anak-anak ribut saat menggunakan proyektor, tidak memiliki bahan ajar digital untuk dipresentasikan, tidak bisa membuat media powerpoint, dan tidak bisa menghubungkan proyektor ke laptop.
- Penggunaan laboratorium komputer dan bahasa di sekolah yang mapan juga masih kurang optimal. Alasan guru enggan menggunakan laboratorium adalah: guru sudah nyaman dengan pembelajaran metode pembelajaran verbal dan belum nyaman dengan pembelajaran menggunakan perangkat TIK. Komputer yang mengalami kerusakan tidak langsung diperbaiki sehingga jumlah komputer yang dapat digunakan lebih sedikit dari jumlah siswa yang akan menggunakan.
- Masih kurangnya dalam penguasaan aplikasi dasar, prinsip-prinsip dan desain pengembangan bahan ajar menggunakan TIK, dan penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak TIK di dalam kelas/ sekolah.
Masalah kompetensi TIK guru di atas adalah merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah, masyarakat, dan guru itu sendiri.
Demikianlah informasi di atas yang dapat Admin bagikan kepada Anda mengenai Kompetensi TIK Guru TIDAK SAMA dengan Kompetensi Guru TIK.
Terima Kasih dan semoga bermanfaat.
Salam Literasi!
Salam Satu Data Pendidikan Indonesia.
Referensi:
- ICT Competency Framework for Teachers harnessing Open Educational Resources. https://en.unesco.org/themes/ict-eduction/competency-framework-teachers-oer#:~:text=The%20ICT%20Competency%20Framework%20for,support%20national%20and%20institutional%20goals.
- https://www.ybhk.or.id/artikel/kerangka-kerja-kompetensi-tik-guru-menurut-unesco/#:~:text=Menurut%20UNESCO%2C%20Kompetensi%20TIK%20guru,dan%206.%20Pembelajaran%20Guru%20Profesional.
- UNESCO ICT Competency Framework for Teachers. http://www.unesco.org/new/en/communication-and-information/resources/publications-and-communication-materials/publications/full-list/unesco-ict-competency-framework-for-teachers/
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Post a Comment